Just Share Information and Experience

Thursday, 30 June 2016

Pengertian JST (Jaringan Syaraf Tiruan)

1. Teknik Learning (Belajar)

            Teknik learning merupakan salah satu bagian dari ilmu kecerdasan buatan. Dalam learning kita tidak harus tahu aturan yang berlaku dalam sistem yang dibuat, melainkan aturan yang diharapkan bisa secara otomatis ditemukan. Proses belajar dalam teknik learning menggunakan data-data masukan sebagai pengalaman yang baru untuk dapat meningkatkan performasi dari sistem. Program komputer yang sanggup belajar adalah program yang bisa meningkatkan performasinya melalui pengalaman. Ada beberapa metode yang menggunakan teknik learning seperti decision tree, jaringan syaraf tiruan, algoritma genetika dan lain-lain.

2. JST (Jaringan Syaraf Tiruan)

            JST (Jaringan Syaraf Tiruan) adalah prosesor tersebar parallel (parallel distributed processor) yang sangat besar yang memiliki kecendrungan untuk menyimpan pengetahuan yang bersifat pengalaman dan membuatnya siap untuk digunakan. JST menyerupai otak manusia dalam dua hal, yaitu :
1.      Pengetahuan diperoleh jaringan melalui proses belajar
2.      Kekuatan hubungan antar sel syaraf (neuron) yang dikenal sebagai bobot-bobot sinaptik digunakan untuk menyimpan pengetahuan.
JST merupakan salah satu upaya manusia untuk memodelkan cara kerja atau fungsi sistem syaraf manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Pemodelan ini didasari oleh kemampuan otak manusia dalam mengorganisasikan sel-sel penyusunnya yang disebut neuron, sehingga mampu melaksanankan tugas-tugas tertentu, khususnya pengenalan pola dengan efektivitas yang sangat tinggi.

2.1 Model Sel Syaraf (Neuron)

            Sel syaraf (neuron) adalah unit pemrosesan informasi yang merupakan dasar dari operasi JST. Terdapat tiga elemen dasar dari model neuron , yaitu :
1. Sekumpulan sinapsis atau jalur hubungan, dimana masing-masing sinapsis memiliki bobot atau kekuatan hubungan.
2. Suatu adder (instruksi) untuk menjumlahkan sinyal-sinyal input yang diberi bobot oleh sinapsis neuron yang sesuai. Operasi-operasi yang digambarkan di sini mengikuti aturan linear combiner.
3. Suatu fungsi aktivasi untuk membatasi amplitudo output dari setiap neuron.

2.2 Arsitektur Jaringan

            Arsitektur jaringan merupakan pola dimana neuron-neuron pada JST disusun berhubungan erat dengan algoritma belajar yang digunakan untuk melatih jaringan. Secara umum arsitektur jaringan dibagai menjadi empat, yaitu :

1. Single-Layer Feedforward Networks
Suatu JST berlapis adalah jaringan neuron yang diorganisaikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Pada bentuk jaringan berlapis yang paling sederhana, hanya terdapat input layer dengan node sumber yang terproyeksi ke dalam output layer dari neuron, tetapi tidak sebaliknya. Jaringan ini adalah jaringan jenis feedforward yang tepat.

2. Multi-Layer Feedforward Networks
Kelas ke dua dari feedforward neural network adalah jaringan dengan satu atau lebih lapis tersembunyi (hidden layer), dengan computation nodes yang berhubungan disebut hidden neurons atau hidden units.

3. Recurrent Networks
Recurrent Neural Network adalah jaringan yang mempunyai minimal satu feedback loop. Suatu recurrent network bisa terdiri dari satu lapisan neuron tunggal dengan masing-masing neuron memberikan kembali outputnya sebagai input pada semua neuron yang lain.

4. Lattice Structure
Sebuah lattice terdiri dari satu dimensi, dua dimensi, atau lebih array neuron dengan himpunan node sumber yang bersesuaian dan memberikan sinyal input ke array. Dimensi lattice pada jumlah dimensi ruang dimana graph berada.

2.3 Proses Belajar JST

            Belajar dalam konteks JST adalah proses dimana parameter-parameter bebas JST diadaptasikan melalui suatu proses perangsangan berkelanjutan oleh lingkungan dimana jaringan berada. Proses belajar dalam JST ada dua :
1. Supervised Learning (Belajar Dengan Pengawasan)
Supervised atau active learning adalah proses belajar membutuhkan guru. Yang dimaksud guru disini adalah sesuatu yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan. Guru bisa direpresentasikan sebagai sekumpulan sampel input-output. Pembangunan pengetahuan dilakukan oleh guru dengan memberikan respon yang diinginkan kepada JST. Parameter-parameter jaringan berubah-ubah berdasarkan vektor latih dan sinyal kesalahan (sinyal kesalahan adalah perbedaan antara keluaran JST dan respon yang diinginkan). Proses perubahan ini dilakukan secara berulang-ulang, selangkah demi selangkah, dengan tujuan agar JST bisa memiliki kemampuan yang mirip dengan gurunya. Dengan kata lain, JST dilatih untuk dapat memetakan sekumpulan sampel input-output dengan akurasi yang tinggi. Pada proses belajar ini, output yang diharapkan telah diketahui sebelumnya.

2. Unsupervised Learning (Belajar Tanpa Pengawasan)
Unsupervised atau self-organized learning tidak membutuhkan guru untuk memantau proses belajar. Dengan kata lain, tidak ada sekumpulan sampel input-output atau fungsi tertentu untuk dipelajari oleh jaringan. Salah satu contoh unsupervised learning adalah competitive learning. Pada metode ini, tidak ditentukan hasil yang seperti apakah yang diharapkan selama proses pembelajaran.
Proses belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu supervised learning (pembelajaran terawasi). Supervised learning digunakan karena target kelas yang didapatkan sudah ditentukan sebelumnya. 

refrensi :
1. Suyanto, Artificial Intelligence (Searching,Reasoning,Planning dan Learning), Bandung: Informatika Bandung, 2014. 

2. A. Kristanto, Jaringan Syaraf Tiruan (Konsep Dasar, Algoritma dan Aplikasi), Yogyakarta: Gava Media, 2004.


key : jst, definisi jst, jaringan syaraf tiruan, neural network, jaringan syaraf tiruan komputer, kecerdasan buatan

No comments:

Post a Comment